Saya mendengar ini dari ngendikan beliau Prof Didi Achjari di pidato pengukuhan guru besar FEB Universitas Gadjah Mada, 2022 lalu. Honestly, we do lost in ‘the right path’, dont we? Jalan yang kita lalui sekarang, adalah kepastian dari segala kemungkinan yang dapat diterawang di masa lampau. Termasuk dalam kemungkinan itu adalah ketidak-nyambungan upayamu dengan takdirmu hari ini.
Hidup yang baik adalah hidup yang tersyukuri. Kurasa itu pesan yang saya tangkap dari beliau, mamaknai frasa itu. Berbuat, berencana terbaik karena kita telah diberikan akal, adalah hal yang benar. Tapi akalmu itu, terlalu dirimu andalkan kadang-kadang. Ndakik-ndakik. Biasa wae.
What are you doing ? With everyday goes by, your span of life is getting shorter. Either you put attention to it or not, it’s just it. It runs anyway. You are closer inch by inch to your end game.
Dan by the way, Pemilik game-nya bukan dirimu. Jadi terserah Dia. Ibarat permainan catur, Kuda bisa lompat kesana kemari sebahagianya, tidak harus L. Benteng dan Gajah bisa saja kena limitasi gerakan seperti gerakan Raja – satu petak ke segala arah. Bidak juga mau dimundurin, mundur juga akhirnya. Terserah Dia mah, bebas.
Analogi catur ngremehin banget sih jan-e. But anyway, just submit yourself would you? and try to have some faith in Him.