Uncategorized

Mencetak Sejarah atau Mengukir Kenangan ?

Tulisan ini sudah lama berada di draft post di blog saya. Entah kenapa tidak saya teruskan, malah tenggelam dengan tulisan lainnya. Frase yang menjadi judul tulisan ini pernah saya baca di linimasa X saya, namun lupa siapa yang menulis itu. But anyhow, he/she nailed me in depth. Thank you for that.

So. Mencetak sejarah, atau mengukir kenangan.. ?

Pilih keduanya ?

Eventually, by the end of the day, yang saya ingat adalah kenangan saya bersama almarhum ninik (nenek) dan almarhum ayah. Beliau bangunkan anak kelas 3 SD itu, digandengnya tangan bocil itu – jalan ke mesjid Jami Al Fatah untuk shubuh-an. Kenangan waktu jalan-jalan di kota lama Malang. Kenangan maem bareng tahu tek jam 11 malam. Kenangan dimasakin orak arik spesial. Kenangan waktu ditemeni sunat. Kenangan waktu dianter UMPTN, dianter jemput dari rumah Karangploso ke UB.

Sedih sejadi-jadinya tidak bisa bersama beliau di akhir hayatnya.

Hati kalian sudah tahu jawabannya. Cukup. Tak usah dunia tahu. Cukup dirimu saja.

Uncategorized

Citizen Portal – I wish

Saya tinggal di Sleman, salah satu kabupaten/kota di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Jogja, to mention it short). Wilayah yang cukup luas, diversity-nya dapet, penduduk dari berbagai asal kota berbagi masa depannya di kota ini. And yet, i wish (/hope?) pengelola kota ini bisa mewujudkan satu hal untuk masyarakatnya: portal / platform tunggal yang bisa berjalan di handheld (Android/iOS) untuk warganya. Citizen Portal, istilah lazim nya.

Utopia ? Bukan domain warga seperti saya untuk menjawabnya, karena saya melihat ini sudah jadi kebutuhan. Necessity. Necessary.

Citizen Portal berisi apa ?

Warga di Sleman, seperti lazimnya semua masyarakat, melalui siklus kehidupan hingga kematian. Setiap warga memulai perjalanannya sebagai janin, lalu bayi, lanjut batita, balita, anak-anak, beranjak remaja, usia produktif, dewasa, lansia, dan ditutup menjadi jenazah. Pemerintahan menggunakan siklus itu sebagai episentrum, dengan mengembangkan layanan terpadu yang disesuaikan dengan setiap fase kehidupan warganya.

Saya sebagai warga yang berada di fase dewasa, dimanjakan dengan layanan mudah dari Dukcapil Sleman. Tapi perihal sampah, tidak ada informasi terpadu yang saya dapatkan sebagai warga. Saya pun tidak tahu, itu masuk tupoksi Dinas mana. Andai, andai, informasi mengenai sampah, baik: titik titik pengelolaan sampah, kebijakan deerah tentang sampah, layanan terpadu pengelolaan sampah, edukasi tentang daur ulang, dst., dapat disajikan (pushed) di Sleman Citizen Portal itu, warga nyaman.

Saya sebagai warga yang berada di fase dewasa, dapat saja diberikan info tentang kondisi lapangan kerja di Sleman, peluang-peluang kerja di Sleman, pelatihan-pelatihan pemberdayaan yang ada di Sleman, peluang-peluang investasi di Sleman, dst., disajikan di Sleman Citizen Portal itu.

Saya sebagai warga yang berada di fase dewasa, dapat saja diberikan edukasi tentang perawatan kesehatan, deteksi dini penyakit tertentu, program-program kota Sleman tentang kesehatan masyarakat, dst., disajikan di Sleman Citizen Portal itu.

Seiring waktu, 1 demi 1 layanan dimasukkan disana. Warga cukup membuka 1 aplikasi mobile di HP nya, Sleman Citizen Portal, dan mendapati informasi terpadu dan layanan terintegrasi. Pemerintah melayani warganya, sebagai pembayar pajak yang taat, ya dalam hal seperti ini.

Kembali lagi: Utopia ? Kalau bisa saya bayangkan di benak saya, berarti tidak utopia.

Jaya Sleman kab.